google

hidayah

  • hendrasihotang@yahoo.com
  • putrisusilo@yahoo.com
  • ziaulhaq-elhi.blogspot.com/

Selasa, 12 Oktober 2010

persaudaraan 1

“ Hadits diatas menggambarkan hakikat hubungan sesama muslim. Hubungan mereka diibaratkan bagaikan satu tubuh. Satu dengan anggota lain membutuhkan dan mereka tidak bias dipisahkan. Jika salah satu anggota badan tersebut sakit, maka anggota badan yang lain ikut merasa sakit.
Hadits ini diperkuat dengan hadits lain yang menggambarkan bahwa seseorang mukmin dengan mukmin lainnya bagaikan satu bangunan. Bangunan tidak akan berdiri kalau salah satu komponennya tidak ada. Hal ini menggambarkan betapa kokohnya hubungan antara mukmin/muslim.
Itulah salah satu kelebihan yang seharusnya dimiliki oleh kaum mukmin dalam berhubungan antara sesame kaum mukminin. Sifat egois atau mementingkan diri sendiri sangat ditentang oleh islam. Sebaliknya umat Islam memerintahkan umatnya untuk bersatu dan saling membantu karena persaudaraann seiman lebih erat daripada persaudaraan sedarah. Itulah yang akan menjadi paangkal kekuatan kaum muslimin. Setiap muslim merasakan penderitaan saudaranya dan menggulurkan tangannya untuk untuk membantu sebelum diminta,yang bukan didasarkan atas “take and give” tetapi berdasarkan lillah.
Konsep persaudaraan ini telah dipraktekkan pada masa Rasulullah SAW. Masyarakat yang dirajut Rasul itu terlihat antara Mujahirin dengan Anhsor. Antara mereka rela mengorbankan harta, keluarga dan bahkan jiwa untuk kepentingan saudaranya.
Bukti persaudaraan, kasih saying dan keramahtamahan disertai keikhlasan yang sangat tinggi dari kaum Anshor terhadap muhajirin telah diabadikan dalam Al-Qur’an Al-Hasyr ayat 9 yaang berbunyi :









Artinya:
“ Orang-orang yang mendiami kampung madinah dan beriman sebelum mereka (Al Anshor), mereka mengasii orang-orang yang hijrah kepada mereka dan tidak ada dalam hati mereka iri hati karena orang-orang muhajirin mendapat harta rampasan, bahkan mereka mengutamakan Al Muhajirin dari pada diri mereka sendiri, meskipun pada suatu yang mereka berhajat kepadanya. Barang siapa memelihara dirinya dari kikir, maka mereka itulah orang-orang yang menang.
Pada masa itu kaum muslimin benar-benar bersatu dan bersaudara sehingga menjadi satu kekuatan yang sulit ditandingi oleh musuh walaupun jumlah kaum muslinim tidak terlalu banyak.
Salah satu landasan utama yang mampu menyatukan umat bersatu atau bersaudara ialah persamaan/aqidah. Ini telah dibuktikan oleh bangsa Arab yang sebelum Islam selalu bercerai berai, tetapi setelah mereka menganut agama Islam dan memiliki pandangan yang sama (way of life ) baik lahir maupun batin, mereka dapat bersatu.
Menurut Quraisy Shihab, berdasarkan ayat-ayat yang ada dalam Al-Qur’an, setidaknya ada empat macam bentuk persaudaraan, yaitu:
1. Ukhuwah ubudiyah : Bersaudara karena sama-sama makhluk Allah
2. Ukhuwah Insaniyah : Bersaudara karena berasal satu ayah dan ibu (adam dan hawa )
3. Ukhuwah Wathoniyah Wa an-Nasab : Bersaudara dalam kebangsaan dan keturunan.
4. Ukhuwah Islamiyah : Bersaudara karena sama-sama sebagai muslim.




MEMELIHARA SILATURRAHIM




Artinya:
“Anas ibn Malik berkata : saya telah mendengar Rasulullah SAW bersabda : Siapa yang ingin diluaskan rizkinya dan dipanjangkan umurnya, hendaklah ia menyambung silaturrahim.
Silaturrahim adalah menyambung tali persaudaraan. Menyambung tali silaturrahim mengangkat rizki yang merupakan bekal hidup didunia untuk mengabdi kepada-Nya. Selain itu orang yang selalu menyambungkan silaturrahim akan memperpanjang usia dalam arti akan dikenang selalu.
Bila kita cermati dengan seksama, hadits diatas sangatlah logis. Orang yang selalu bersilaturrahim tentunya akan memiliki banyak teman dan relasi, sedangkan relasi merupakan salah satu faktor yang akan menunjang kesuksesan seseorang dalam berusaha atau berbisnis.
Begitu juga pernyataan bahwa bagi mereka yang suka bersilaturrahim akan diperpanjangkan usianya adalah sangat logis. Karena dengan memperbanyak silaturrahim, ia akan banyak berbuat kebaikan sesama manusia, yang berarti pula semakin banyak mendapat pahala. Pahalanya akan lebih banyak dari pada orang yang tidak pernah bersilaturrahim walaupun umur yang sama. Dengan demikian, seakan-akan dia memiliki umur lebih panjang walaupun hakikat umur yang sesuai dari yang ditetapkan oleh Allah. Selain itu orang yang banyak silaturrahim walaupun sudah meninggal, ia banyak diingat seakan-akan ia masih hidup.
Menurut Al-Faqih Abu Laits al-samarqandhi,keuntungan dari bersilaturahmi ada 10 macam,yaitu:
1. Memperoleh ridho Allah
2. Membuat gembira orang lain
3. Membuat para pelakunya disukai oleh para malaikat
4. Mendatangkan pujian dari kaum muslimin
5. Membuat iblis marah
6. Memperpanjang usia
7. Menambah berkah rezikinya
8. Membuat senang kaum kerabat yang sudah meninggal,karena mereka senang anak cucunya bersilaturahim
9. Memupuk rasa kasih sayang diantara keluarga sehingga timbul semangat saling membantu
10. Menambah pahala sesudah pelakunya meninggal karena ia akan selalu dikenang dan dido’akan karena kebaikannya.
F. LARANGAN MEMUTUSKAN SILATURRAHIM




Artinya : “Dari Abi Ayyub al anshori, Rasulullah bersabda : tidak dihalalkan seorang muslim memusuhi saudaranya lebih dari tiga hari sehingga jika bertemu salinh berpaling muka, dan orang yang paling baik diantara keduanya ialah yang lebih dahulu memberi salam.
Dalam hidup-kehidupan sesama manusia tidaklah selamanya baik. Pergesekan antara sesame tidak mungkin dapat dihindarikan. Namun demikian egoisme tidak boleh berlama-lama, apalagi melebihi tiga hari.
Menurut hadits diatas, orang yang memutuskan silaturrahim merupakan pelanggaran agama, dan sangsinya berat. Dalam surat Al-Baqarah ayat 27 dan surat Al-Ra’du ayat 25 yang menjelaskan bahwa pemutus silaturrahim adalah kelompok yang merugi, dikutuk dan kelak menempati suatu tempat yang tidak kondusif (api neraka ).
Sementara itu, di hadits yang lain ditegaskan bahwa orang yang memutuskan silaturrahim ancamannya adalah tidak masuk surga. Sesuai dengan hadits berikut :




Artinya : “ Tidak akan masuk surga orang yang memutuskan silaturrahim.
Menurut An Nawawi, persengketa harus diakhiri pada hari ketiga, tidak boleh lebih. Menurut sebagian ulama, diantara sebab Islam membolehkan persengketaan selama tiga hari karena dalam jiwa manusia terdapat sifat amarah dan akhlak jelek yang tidak dapat dikuasainya ketika dalam bertengkar atau dalam keadaan marah. Waktu tiga hari diharapkan akan menghilangkan perasaan tersebut.
Didalam cara efektif untuk membuka kembali hubungan yang telah terputus tersebut adalah dengan mengucapkan salam sebagai tanda dibukanya kembali hubungan kekerabatan. Ini bukan berarti orang yang memulai salam itu berarti kalah, akan tetapi ia telah melakukan perbuatan yang sangat mulia dan terpuji disisi Allah SWT.
Ada 3 hal yang disukai Allah dan ada 3 hal yang dibenci Allah: Allah suka kalau hambaNya menyembah kepadaNya dan tidan tidak menyekutukanNya dengan suatu apapun; Allah suka kalau hambaNya berpegang teguh dengan ikatan Allah; Allah suka kalau hambaNya tidak bercerai berai; Allah membenci hambaNya yang banyak bertanya sesuatu yang tidak berguna; dan Allah membenci hambaNya yang suka memboroskan harta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar