google

hidayah

  • hendrasihotang@yahoo.com
  • putrisusilo@yahoo.com
  • ziaulhaq-elhi.blogspot.com/

Kamis, 03 Juni 2010

lingkungan

.PENGERTIAN LINGKUNGAN

Lingkungan adalah ruang dan waktuyang menjadi tempat eksistensi manusia.Dalam konsep ajaran pendidikan islam,lingkungan yang baik adalah lingkungan yang diridhai oleh Allah dan Rasulullah SAW. Misalnya, lingkungan sekolah, madrasah, masjid, majelis ta’lim, balai musyawarah dan lingkungan masyarakat yang islami. Adapun lingkungan yang mendapat murka Allah dan Rasul-Nya adalah lingkungan yang dijadikan tempat melakukan kemaksiatan dan kemunkaran.

Dengan faktor lingkungan yang demikian itu yakni yang menyangkut pendidikan agama perlu anak didik diberi pengertian dan pengajaran dasar-dasar keimanan.Karena Allah telah menciptakan manusia dan seluruh isi ala mini dengan berbagai ragam,mulai dari keyakinan, keagamaan, jenis suku bangsa dan sebagainya.

Hal yang demikian ini sebagaimana difirmankan Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Hujarat ayat 13 yang berbunyi:




Artinya:

Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal (Q.S. AL-Hujarat 13)

Sebenarnya yang salah atau jelek bukan lingkungannya,melainkan manusia yang memakai dan mengambil manfaat lingkungan bersangkutan.Pada dasarnya,semua lingkungan itu karunia Allah.Hanya saja,manusia yang bodoh yang menjadikan lingkungan itu kotor.

Bagi umat islam, lingkungan yang baik dan yang berpengaruh dalam meningkatkan akhlak yang mulia adalah lingkungan yang sehat dan yang dijadikan tempat berbagai kegiatan yang bermanfaat,seperti pendidikan islam,pengajian,dan aktivitas islami lainnya.

B. ANAK DIDIK, PERTUMBUHAN, DAN LINGKUNGAN ISLAMI

Anak didik akan tumbuh bersama lingkungannya dan dipengaruhi oleh lingkungannya pula.Dengan pandangan tersebut,pertumbuhan anak didik telah diukir oleh orang tuanya sejak ia dilahirkan.Ukiran perilaku anak oleh orang tua dilakukan dengan melakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Mensyukuri nikmat Allah dan memperbanyak ibadah kepada-Nya;
2. Mencari rejeki yang halal;
3. Membaca bismillahirrohmanirrohim ketika hendak melahirkan anak;
4. Mengumandangkan adjan dan iqomat ke telinga anak yang baru dilahirkan;
5. Mendo’akan anak agar terlindung dari syetan;
6. Memandikan anak dari kotoran yang melekat ditubuhnya;
7. Mencukur rambut anak;melaksanakan akikah sesuai contoh Rasulullah SAW.;
8. Memberi nama dengan nama yang baik menurut islam;
9. Memberi air susu ibu dengan penuh kasih saying;
10. Mengajari anak cara berbicara dengan bahasa yang baik;
11. Menyekolahkan anak dan mendidiknya dengan ilmu agama islam sebagai bekal hidup;
12. Menyalurkan bakat,minat,dan cita-citanya;
13. Menikahkan anak dengan jodoh yang dipilihkan oleh Allah;dan
14. Melepaskan anak untuk hidup mandiri dan bertanggung jawab dalam mengarungi kehidupan baru yakni berkeluarga dan bermasyarakat.

C.PEMBINAAN LINGKUNGAN ISLAMI

Lingkungan yang harus dibina dengan konsep pendidikan islam antara lain adalah sebagai berikut:
1. Lingkungan keluarga;
2. Lingkungan sekolah;
3. Lingkungan masyarakat.

1.Lingkungan Keluarga

Lembaga pendidikan keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama,tempat anak didik pertaa-tama menerima pendidikan dan bimbingan dari orang tuanya atau anggota keluarga lainnya. Didalam keluarga inilah tempat meletakkan dasar-dasar kepribadian anak didik pada usia yang masih muda,karena pada usia sperti ini anak lebih peka terhadap pengaruh dari pendidikannya (orang tuanya dan anggota keluarga yang lainnya).


Dalam ajaran islam telah dinyatakan oleh Nabi Muhammad Saw.Dalam sabdanya yang berbunyi:




Artinya:
Setiap anak dilahirkan kedasar fitrah,maka sesungguhnya kedua orang tuanyalah yang menjadikan dia Majusi,Yahudi atau Nasrani.

Berdasarkan hadits tersebut,jelaslah bahwa orang tua memegang peranan penting dalam membentuk kepribadian anak didik.Anak dilahirkan dalam keadaan suci.Adalah menjadi tanggung jawab orang tua untuk mendidiknya.
Anak menjadikan orang tuanya sebagai model penyesuaian dirinya dengan kehidupan. Bila orang tua tidak dapat dipakai untuk ukuran penyesuaian diri anak dengan sebaik-baiknya, maka hal ini akan menimbulkan problem kejiwaan anak sebagaimana problem tingkah laku pada orang tuanya.

Dalam hal ini pula Allah telah berfirman dalam Al-Quran surat At-Tahrim ayat 6 yang berbunyi:




Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.(Q.S At-Tahrim :6)

Dari ayat diatas jelaslah tanggung jawab kepada setiap anak-anaknya untuk memberikan pendidikan karena anak merupakan amanat Allah yg diberikan kepada kedua orang tua yang kelak akan dimintai pertanggung jawaban atas pendidikan anak-anaknya.Dari ayat tersebut juga kewajiban orang tua untuk mendidik atas anak-anaknya tidak hanya sebatas ilmu agama saja melainkan pendidikan umum termasuk didalamnya pendidikan keterampilan.Hal ini dimaksudkan agar kelak anak-anak itu akan dapat mencapai kebahagiaan hidup didunia dan akhirat.

Sebagaimana firman Allah swt dalam surat Al-Baqarah ayat 201 yang bunyinya sebagai berikut:




Artinya:
Dan di antara mereka ada orang yang bendoa: "Ya Tuhan Kami, berilah Kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah Kami dari siksa neraka"(Q.S.Al-Baqarah :201)

Pendidikan islam didalam setiap keluarga merupakan pendidikan yang paling utama didalam membentuk kepribadian anak didik,sebab pendidikan ini yang memberikan segala dasar-dasar pendidikan mulai dari ketuhanan sampai kehidupan sosial. Karena itu wajar jikaanak didik mengenang pendidikan agama tersebut karena pendidikan agama tersebutlah pertama yang diperolehnya.Selain itu pembiasaan dan pemeliharaan juga diperlukan didalam memberikan pendidikan islam ini dengan penuh kasih saying oleh orang tuanya yang memiliki ikatan hubungan darah.tujuannya yakni agar anaknya tersebut terdidik kearah tujuan pendidikan islam,yaitu anak dapat berdiri sendiri dengan kepribadian muslim.
Proses sosialisasi berlaku semenjak anak-anak masih bayi. Dalam masa itu agen sosialisasi satu-satunya adalah ibu dan bapak. Apa yang dikatakan, dibuat, atau dilrang oleh orang tua diturut si anak dengan segala senag hati. Tetapi kalau si anak memperhatikan ada pertentangan antara tingkah laku orang tuanya, maka si anak menjadi bingung yang menjadi sebab si anak membantah dan mendurhakaai orang tuanya. Misalnya si ayah menyuruh anak bersembahyang, si yah sendiri tidak sembahyang, si ayah melarang anaknya berbohong, tetapi si ayah kerjanya hanya berbohong setiap hari, inilah sebab si anak menjadi nakal. Tingkah mlaku model itu bertentangan satu sama lain. Perkataan bertentangan dengan perbuatan. Jadi dalam hal ini orang tua patutlah mengikut sabda Rasulullah SAW. Yang berbunyi : “sembahyanglah kamu sebagaimana kamu melihat aku sembahyang”. Kalau ini yang kita amalkan, niscaya anak kita akan patuh mengikuti perintah kita.
2.Lingkungan Sekolah

Sekolah adalah lembaga pendidikan yang penting sesudah keluarga,karena makin besar kebutuhan anak,maka orang tua menyerahkan tanggung jawabnya sebagian kepada lembaga sekolah ini.Sekolah berfungsi sebagai pembantu keluarga dalam mendidik anak sekolah memberikan pendidikan dan pengajaran kepada anak-anak mengenai apa yang tidak dapat atau tidakada kesempatan orang tua untuk memberikan pendidikan dan pengajaran didalam keluarga.

Tugas guru dan pemimpin disekolah selain memberikan ilmu penhetahuan-pengetahuan,keterampilan,juga mendidik anak beragama.Disinilah sekolah berfungsi sebagai keluarga dalam memberikan pendidikan dan pengajaran kepada anak didik.Pendidikan budi pekerti dan keagamaan yang diselenggarakan disekolah-sekolah haruslah merupakan kelanjutan,setidak-tidaknya jangan bertentangan dengan apa yang diberikan dalam keluarga.

Bagi setiap muslim yang benar-benar beriman dan melaksanakan ajaran-ajaran islam,mereka berusaha untuk memasukkan anak-anaknya kesekolah-sekolah yang diberikan pendidikan agama,atau kesekolah umum yg memberikan agama secara terpisah pada jam-jam tertentu.

Dalam hal ini mereka mengharapkan agar anak didiknya kelak memiliki kepribadian yang sesuai dengan ajaran islam atau dengan kata lain berkepribadian muslim.Yang dimaksud dengan kepribadian muslim ialah kepribadian yang seluruh aspeknya baik tingkah lakunya,kegiatan jiwanya maupun filsafat hidup dan kepercayaannya menunjukkan pengabdian kepada Tuhan,penyerahan diri kepada-Nya.

3. Lingkungan Masyarakat
Lembaga pendidikan masyarakat merupakan lembaga pendidikan yang ketiga sesudah keluarga dan sekolah.Pendidikan ini sudah dimulai sejak anak-anak untuk beberapa jam sehari lepas dari asuhan keluarga dan berada diluar sekolah.Corak ragam pendidikan yang diterima anak didik dalam masyarakat ini banyak sekali,yaitu meliputi segala bidang baik pembentukan kebiasaan,pembentukan pengetahuan,sikap dan minat,maupun pembentukan kesusilaan dan keagamaan.

Pendidikan yang ada didalam masyarakat ini boleh dikatakan pendidikan secara tidak langsung,pendidikan yang dilaksanakan dengan tidak sadar oleh masyarakat.Dan anak didik sendiri secara sadar atau tidak mendidik dirinya sendiri,mencari pengetahuan dan pengalaman sendiri,mempertebal keimanan serta keyakinan sendiri akan nilai-nilai kesusilaan dan keagamaan didalam masyarakat.

Lembaga-lembaga pendidikan yang ada dimasyarakat ikut langsung melaksanakan pendidikan tersebut.Didalam masyarakat terhadap beberapa lembaga atau perkumpulan atau organisasi seperti:Organisasi pemuda(KNPI.Karang Taruna),organisasi kesenian (sanggar tari,perkumpulan musik), Pramuka, Olah raga, keagamaan dan sebagainya.Lembaga-lembaga tersebut membantu pendidikan dalam usaha membentuk pendidikan seperti:membentuk sikap,kesusilaan,dan menambah ilmu pengetahuan diluar sekolah dan keluarga.Oleh karena itu bagi anak-anak didik islam,sudah sewajarnya mereka masuk lembaga-lembaga pendidikan masyarakat yang berdasarkan ajaran islam. Hal ini dapat dimengerti, karena dengan organisasi yang berdasarkan islam itu anak-anak didik akan mendapat pendidikan yang sesuai dengan ajaran islam.Meski dalam beberapa hal mereka dibenarkan untuk masuk organisasi-organisasi yang bukan berdasrkan Islam,misalnya:Kesenian,OLah raga,hanya saja yang demikian itu harus dijaga dan dipelihara pengaruh-pengaruh yg bersifat negatif yaitu menjauhkan diri dari nilai-nilai ajaran islam.



D. FAKTOR LINGKUNGAN PENDIDIKAN ISLAM MENURUT AL-GHAZALI

Lingkungan pendidikan islam diartikan sebagai segala sesuatu yang berada diluar diri individu yang memberikan pengaruh terhadap perkembangan dan pendidikannya.Oleh karena pendidikannya demikian luas,maka pembahasannya dibatasi pada lingkungan pendidikan yang berwujud manusia dan kesusasteraan.
1.lingkungan yang berwujud manusia
Al-ghazali membahas lingkungan pendidikan yang berwujud manusia secara luas dan mendalam,terutama dalam usaha mengadakan perbaikan dan pembangunan masyarakat,akan tetapi dalam hal ini hanya dibahas masalah-masalah yang erat hubungannya dengan dunia pendidikan.
A.lingkungan keluarga
Al-ghazali mengatakan:”dan anak adalah suatu amanat tuhan kepada kedua orang tuanya,hatinya suci bagaikan juhar yang indah sederhana dan bersih dari segala goresan dan bentuk.ia masih menerima segala apa yang digoreskan kepadanya dan cenderung kepada setiap hal yang ditujukan kepadanya.”
Dari perkataan diatas,dapat dinyatakan bahwa tanggung jawab keluarga yakni kedua orang tua terhadap pendidikan anaknya meliputi dua macam alasan yaitu:
1.Anak lahir dalam keadaan suci,bersih dan sederhana.hal ini menunjukkan bahwa anak lahir dalam keadaan tidak berdaya dan belum dapat berbuat apa-apa,sehingga masih sangat menggantungkan diri pada orang lain yang lebih dewasa.Orang tua (ayah bunda) adalah tempat menggantungkan diri dan tempat berlindung anak secara wajar berdasarkan atas adanya hubungan antara anak dan kedua orang tuanya.
2.Kelahiran anak didunia ini adalah merupakan akibat langsung dari perbuatan kedua orang tuanya.Oleh karena itu kedua orang tua sebagai orang telah dewasa harus menanggung segala resiko yang timbul sebagai akibat perbuatan (aktivitas,usahanya),yaitu bertanggung jawab atas pemeliharaan dan pendidikan anak-anaknya sebagai amanat tuhan yang wajib dilaksanakan.
Demikian itu,Al-ghazali mengambil dasar hukumnya dari Al-qur’an:”wahai orang yang beriman,peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka”(QS.66:6).
Al-ghazali menentukan tiga syarat dalam memilih seorang penyusu dan pengasuh bagi anak-anaknya:
1.Seorang wanita yang shalihah
Karena anak itu mempunyai sifat selalu meniru apa yang dikatakan dan diperbuat oleh orang yang selalu berdekatan dan mendampinginya.
2.Seorang wanita yang taat beragama
Segala keadaan,peristiwa,kegiatan dan perilakunya harus menunjukkan sifat dan nafas keagaman (sesuai dengan ajaran agama islam),karena demikian itu akan besar pengaruhnya terhadap perkembangan keagamaan anak,baik secara langsung maupun tidak langsung,baik secara sengaja maupun tidak sengaja.
3.Makannya yang halal
Al-ghazali tidak meniliti makanan dari segi gizi,kelezatan maupun cara dan keteraturan,sebagaimana tinjauan dalam pendidikan modern,tetapi beliau lebih mengutamakan dari segi asal mual makanan tersebut,yakni apakah makanan itu berasal dari barang yang halal ataukah yang haram.
B.Lingkungan pergaulan
Al-ghazali mengatakan:”dan dilarang pula bergaul dengan temannya yang biasanya mengucapkan perkataan-perkatan jahat tersebut.sebab kata-kata jahat itu akan menular kepadanya dari teman-teman yang jahat itu.”
1.Lingkungan yang berwujud kesusasteraan
Al-ghazali mengklasifikasikan lingkungan ini menjadi dua:
a.Buku yang bermanfaat
“Dan mempelajari hikayat-hikayat orang yang mulia dan sejarah hidupnya,agar didalam hatinya tertanam rasa cinta kepada orang-orang shaleh (baik).
b.Buku-buku yang merugikan dan merusak
Al-ghazali mengatakan:”dan mencegah anak dari syair-syair yang berisi cinta-cintaan dan orang-orang yang berkecimpung dalam soal tersebut.dan juga dijaga jangan sampai bargaul dengan orang-orang sastra yang mengira bahwa demikian itu adalah suatu keahlian dan kehalusan tabiat.hal itu akan menanamkan benih kerusakan dalam jiwa anak.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar